Tujuan wisata kali ini adalah
mengunjungi Taman Bunga Nusantara yang merupakan salah satu alternatif wisata
di daerah Puncak. Selain Taman Bunga Nusantara ini di kawasan sekitar Puncak
memang ada beberapa taman lainnya seperti Taman Safari Indonesia, Taman Matahari, dan tentunya
juga Kebun Raya Cibodas. Taman Bunga Nusantara ini bisa menjadi alternatif bila
kita sudah mengunjungi beberapa obyek wisata yang ada di seputar Puncak hingga
Cipanas. Disini kita bisa mengenal dan belajar tentang banyak hal seperti
keanekaragaman hayati serta bunga-bunga yang berasal dari berbagai belahan
dunia lainnya.
Lokasi
taman bunga ini berada di desa Kawung luwuk, Kecamatan Sukaresmi, Cipanas,
Kabupaten Cianjur. Kalau dari arah Jakarta setelah keluar dari jalan tol
Jagorawi kearah Gadog, lanjut menuju Puncak dan arah Cipanas. Setelah menuruni
jalan puncak pass, kita akan memasuki daerah Cimacan, sebelum masuk Cimacan
akan terlihat papan reklame yang menunjukkan arah lokasi Taman Bunga Nusantara.
Selain itu tanda lainnya adalah plang penunjuk jalan ke arah Markas Batalion
Armed-5. Ini memang mempermudah arah karena lokasi taman bunga ini memang lokasinya
melewati markas batalion armed-5.
Awalnya
jalan yang dilewati relatif baik, tapi kemudian jalan yang dilewati menjadi
rusak, apalagi setelah melewati perempatan belok kiri jalan semakin rusak dan
sempit, terutama bila harus dilewati bus-bus ukuran besar yang membawa para
wisatawan. Goncangan2 pun akan terasa
mengganggu bagi para penumpang disepanjang jalan sekitar 9 kilometer tersebut,
bahkan di beberapa ruas jalan terlihat lubang2 yang cukup dalam. Kondisi jalan
ini nampaknya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan mengganggu kunjungan
wisatawan. Di beberapa bagian jalan yang saya lewati di akhir Mei 2015 sudah
nampak ada perbaikan jalan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, meskipun di
lokasi lain tampak masyakat yang berusaha menambal jalan dan meminta sumbangan
dari para pengemudi yang lewat.
Memasuki gerbang dan
mendekati lokasi taman, jalan mulai terlihat baik dan agak lebar. Apalagi
setelah membayar biaya parkir sebesar Rp.10.000,- kita bisa memilih untuk
parkir secara bebas karena areal parkir terlihat cukup luas dan parkir antara
kendaraan pribadi dengan parkir untuk bus disediakan secara terpisah. Selain
itu, areal parkir yang luas ini juga dihiasi dengan sebuah patung angsa hitam
yang cukup besar yang terletak tepat didepan gedung utama.
Pedagang Hotdog di areal parkir Taman Bunga Nusantara
Untuk memasuki Taman Bunga Nusantara, setiap
pengunjung akan dikenakan tiket masuk sebesar Rp.30.000,- Jika menginginkan tiket
masuk sekaligus menaiki Dotto Train atau Garden Tram maka harganya menjadi
Rp.40.000,- . Dotto Train ini mirip kereta api berupa lokomotif yang berwarna
putih yang dilengkapi dengan tiga buah gerbong penumpang, Sedangkan Garden Tram
adalah kendaraan yang mempunyai fungsi yang sama dengan Dotto Train, hanya saja
bentuknya agak berbeda, Garden Tram ini berwarna kuning dan sangat mirip dengan
Tram, terlihat antik dan menarik. Namun bila ingin lebih berhemat, pengunjung
juga bisa menaiki kendaraan yang bernama Wira Wiri dengan tiket sebesar
Rp.5.000,-.
Dotto
Train
Garden
tram
Karena ini kali
pertama saya mengunjungi taman bunga ini, maka pilihan jatuh pada tiket garden
tram dengan biaya Rp.40.000,- per orang untuk berkeliling didalam taman. Karena menurut informasi, tempat wisata ini
memiliki lahan seluas 35 hektar yang terdiri dari 23 hektar taman, 7 hektar
permainan alam imaji, dan 5 hektar villa saung nini beserta gedung serbaguna
saung aki. Mengingat luasnya taman dan hari yang semakin siang dan semakin
panas, pilihan untuk naik kendaraan menjadi terasa tepat.
Jika tidak menggunakan dotto
train atau garden tram, dan memutuskan untuk berjalan kaki, sebaiknya pada
waktu membeli tiket sekalian minta peta, agar bisa berkeliling dan bisa
mengetahui lokasi taman-taman yang ada, sehingga bisa menentukan ke lokasi mana
saja yang diinginkan atau yang menarik perhatian agar tidak sia-sia berjalan
kaki. .
Tram yang saya naiki setelah penuh
dengan pengunjung, mulai berjalan memasuki kawasan taman melalui pintu geser
yang dijaga oleh seorang petugas. Tram berjalan perlahan, dan dari speaker
didalam Tram terdengar penjelasan mengenai berbagai macam bunga dan tanaman
yang ada disekitar kiri kanan jalan yang dilalui.
Taman
Perancis
Air
mancur musikal
Setelah melewati taman air, tram terus
berjalan melalui taman mawar, rumah kaca, karpet bunga, barong Bali, taman
perancis, amphitheater, taman
mediterania, serta air mancur musikal, dahlia corner, tram sampai di arena
bermain. Semua pengunjung turun disini, dan menikmati berbagai permainan dan
hiburan. Kincir
raksasa atau sundulangit tampak
berdiri tegak diarea permainan, namun saya tidak mengetahui pesis, apakah hari
ini beroperasi atau tidak, atau mungkin belum ada peminatnya. Karena ragu,
pilihan pertama adalah mencoba naik perahu bulat di arena “arung apung”.
Tiketnya seharga Rp.15.000,- lumayan untuk hiburan anak-anak.
Kincir raksasa atau sundulangit
Selesai dengan permainan arung apung, kemudian saya membawa anak-anak menuju
ke “stasion tempo doeloe”, untuk menikmati kereta api mini “Kumba Ekspres” yang
tempat duduk untuk para penumpangnya memanjang, sehingga penumpangnya harus
duduk secara melangkah, kedua kaki berada di sisi kiri dan kanan tempat duduk.
Harga tiketnya Rp.15.000,- untuk sekali putaran.
stasion tempo doeloe
Kereta Kumba
Di stasion ini, saya menemukan papan pengumuman atau peringatan dalam
bahasa Arab, karena selama ini saya belum pernah menemukan ada informasi,
petunjuk atau peringatan dengan menggunakan bahasa Arab. Penggunaan bahasa asing seperti ini, tentunya tidak terlepas
dari banyaknya wisatawan yang datang dan berkunjung, bahkan saya melihat sendiri seorang pengemudi wira-wiri
berbicara dengan fasih dalam bahasa Arab dengan wisatawan Timur-Tengah.
Peringatan dalam bahasa Arab
Permainan lain yang
menarik bagi anak-anak dan bisa memberikan pembelajaran, yakni “Kendara Mobil”,
yakni mengemudikan mobil-mobilan yang digerakkan dengan tenaga baterai mengelilingi
trak pendek sebanyak tiga kali putaran. Anak-anak usia sekitar 5 tahunan
umumnya sudah bisa mengendarai mobil-mobilan ini, menginjak pedal dan
mengendalikan kemudi menyusuri trak ala sircuit.
Sebenarnya masih banyak sarana
permainan lainnya seperti istana sikumba, pelebungan, super gokart, turangga, wahana
ATV, srudak-sruduk (bombom car), lintas tangkas serta sarana permainan lainnya.
Namun hari semakin siang dan hari semakin panas serta waktunya bagi anak-anak
untuk makan siang, saya memutuskan untuk meninggalkan arena permainan dan
menyusuri taman-taman menuju ke gedung utama yang merupakan pintu masuk dan
pintu keluar taman.
Jalan yang teduh di dalam taman
Gardu pandang
Berjalan melewati taman jepang, taman
gaya bali, menara pandang, taman rahasia atau taman labirin, taman palem, dan jam
taman besar. Meskipun matahari bersinar terang, namun panas terik yang
menyengat kulit bisa dihindari dengan berjalan dibawah pepohonan rindang atau
jalan-jalan yang diteduhi dengan berbagai aneka tumbuhan merambat.
Taman dengan arsitektur gaya Bali
Tak terasa saya sudah berada
di jam besar taman, jam ukuran besar ini dihiasi dengan bunga-bunga dan jarum
jam ukuran besar sebagai penunjuk waktu. Sekeliling jam dipagari sebagian
dengan batu bata dan sebagian lain diberi pagar besi stainless, kemudian didinding
pagar juga terlihat dilengkapi dengan lonceng atau bel kecil.
Memperhatikan sekeliling juga
terlihat rangkaian tanaman yang dibentuk menjadi model binatang dinosaurus. Ada
dua model dinosaurus, yang satu berwarna merah dan satu lainnya berwarna hijau.
Air siraman untuk model dinosaurus nampak terus menyemprotkan airnya, nampaknya
ini dilakukan agar tanaman tetap dalam kondisi basah atau tidak kekurangan air.
Anak-anak juga menyenangi untuk mendekati model dinosaurus dan berfoto
didekatnya.
Model dinosaurus
Meskipun belum semua sudut
taman dikunjungi, dan belum seluruh tanaman dan bunga-bunga dilihat, karena
sudah waktunya istirahat, saya memutuskan untuk keluar dari taman. Sebenarnya bisa berlama-lama di taman hingga
taman tutup pada pukul 17.00 WIB, namun karena tidak membawa bekal makan siang
terpaksa harus keluar. Bila ingin sampai sore tentu harus membawa persiapan
bekal yang cukup seperti makan siang atau makanan lainnya, karena didalam taman
tidak tersedia rumah makan atau restaurant, yang tersedia hanya hotdog dan mie
seduh ala popmie. *** (Mei 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar