PERJALANAN KE TANJUNG SELOR





Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, saya segera bergegas meluncur menuju Bandara Sukarno Hatta untuk memulai perjalanan ke Tanjung Selor, ibukota Provinsi Kalimantan Utara. Dari Jakarta untuk mencapai Kota Tanjung Selor, sebenarnya ada beberapa pilihan, bisa menggunakan pesawat Garuda atau Lion langsung menuju Balikpapan atau bisa juga melalui Surabaya. Saya memilih terbang dengan Garuda melalui Balikpapan dengan penerbangan sekitar 1 jam 50 menit. Setelah transit di Bandara Sepinggan-Balikpapan selama 1 atau 2 jam, penerbangan dilanjutkan menuju bandara Juwata-Tarakan yang terletak di Pulau Tarakan dengan waktu tempuh penerbangan sekitar 50 menit. Dari Bandara Juwata-Tarakan perjalanan dilanjutkan lagi dengan taksi menuju pelabuhan Tengkayu dengan tarif sebesar Rp.65.000,- yang merupakan tarif resmi dengan cara mengambil kupon antrian di counter taksi yang tersedia.
 
Pelabuhan Speedboat Tengkayu di Kota Tarakan

Perjalanan dari bandara Juwata ke Pelabuhan Tengkayu tidak memakan waktu terlalu lama, hanya beberapa menit saja, taksi sudah memasuki arela pelabuhan dan saya diturunkan di depan loket penjualan tiket Speedboat. Melihat ada penumpang turun para penjual tiket pun segera menghampiri dan menanyakan tujuan. Sebelum turun dari taksi, saya tanyakan ke pengemudi yang membawa saya dari bandara, di sebelah mana saya harus membeli tiket ke Tanjung Selor? Pengemudi menunjuk sebuah loket penjualan tiket speedboat berwarna biru bertuliskan “Bulungan Ekspres”. Saya turun dari taksi dan segera menuju loket penjualan tiket, seperti yang ditunjukkan pengemudi taksi tadi.

Harga tiket ke Bulungan tertera dengan jelas, Rp.120.000,- per penumpang, saya mengambil uang pas untuk membeli selembar tiket speedboat Bulungan Ekspres. “berangkat sekarang” kata penjual tiket, dan saya menjawab “ya”,  namun kemudian melihat dermaga masih terpaut sekitar dua ratus meter lebih dari loket, lalu saya tanyakan naik apa saya kesana?  “Naik bus, gratis pak, itu bus nya” kata nya sambil menunjuk microbus milik pemerintah berplat merah yang sedang berputar didepan loket. Saya pun berlari kecil menghampiri bus, begitu juga beberapa penumpang lainnya yang ingin menuju dermaga.

Pelabuhan Tengkayu merupakan pelabuhan penumpang yang cukup ramai di Tarakan, pelabuhan transit bagi para penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan ke berbagai tujuan seperti ke Tanjung Selor, Bunyu, Malinau, Nunukan atau Sei Nyamuk di Pulau Sebatik. Setiap setengah jam ada speedboat menuju Tanjung Selor yang jalan hingga pukul 16.30. Setelah jam tersebut speed berhenti beroperasi dan akan dilanjutkan keesokan harinya.


Speed Boat transportasi utama menuju Tanjung Selor

Speedboat "Bulungan Ekspres" yang saya naiki berjalan cepat meninggalkan pulau Tarakan menuju daratan Kalimantan. Tiga buah mesin terlihat dibagian buritan mendorong speedboat selama satu setengah jam menuju Tanjung Selor. Saya duduk di bagian dalam sambil sesekali melihat keluar sambil mengingat-ingat perjalanan yang sama 10 tahun lalu. Setelah menyeberangi laut speedboat mulai memasuki muara sungai Kayan dan menyusuri nya hingga Tanjung Selor. Beberapa kali speedboat berhenti untuk menurunkan penumpang sebelum akhirnya merapat di pelabuhan speedboat Tanjung Selor.

Pelabuhan Speed Boat Tanjung Selor

Ketika menginjakkan kaki di Kota Tanjung Selor, belum afdol rasanya bila belum melihat sudut-sudut kota, atau paling tidak mengetahui secara umum suasana kehidupan warga kota, seperti keramaian kota, denyut perekonomian, dan tentunya juga berbagai fasilitas perkotaan lainnya. Tanjung Selor memang sedang membangun terutama belakangan ini setelah ditetapkan sebagai ibukota provinsi Kalimantan Utara. Berkeliling kota Tanjung Selor tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama, selain karena kotanya relatif kecil juga akses keluar masuk penumpang dan barang masih didominasi dengan jalur laut dan sungai.

Salah satu jalan utama di Tanjung Selor

Tugu pecah telur atau Tugu Puteri Lemlai Suri

Kunjungan ke Kota Tanjung Selor kali ini, bagi saya adalah kunjungan kerja yang ketiga kalinya, setelah 11 dan 10 tahun lalu. Namun suasana ketika itu masih sangat sepi, jauh berbeda dengan kondisi saat ini yang sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Yang paling jelas terlihat adalah sarana rekreasi di sepanjang sungai Khayan, tepian sungai yang sudah diturap rapi dengan beton dan dihiasi dengan taman. Sebuah “riverside” yang cukup memadai dan menjadi kebanggaan bagi warga kota Tanjung Selor. 

 Peningkatan jalan di Tanjung Selor

Bagi anda yang mengunjungi Tanjung Selor, hingga saat ini jangan membayangkan dulu tersedianya pusat perbelanjaan yang besar seperti mall atau plasa, juga jangan berharap tersedia akomodasi hotel berbintang seperti Novotel, Aston, Santika, Mercure, ataupun Swissbel. Sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor masih berbenah, mengeliat dan membangun berbagai infrastruktur, baik jalan, jembatan maupun gedung perkantoran. Meskipun demikian di kota ini masih tersedia cukup banyak hotel-hotel kelas melati, dan satu-satunya hotel yang representatif hanya tersedia satu hotel saja yakni Hotel Crown dengan tarif berkisar 800 ribu hingga 2 juta rupiah. Sedangkan hotel-hotel melati tarifnya berkisar 250 ribu permalam.
 
Tugu Perdamaian
 

Sore keesokan harinya, saya dijemput teman lama di hotel tempat saya menginap dan diajak berkeliling kota. Saya diajak melihat tugu perdamaian yang katanya menjadi ikon untuk Kabupaten Bulungan. Tugu berwarna pink dengan tiga tiang miring nampak berdiri kokoh menayangga tiga pilar yang diatasnya bertengger seekor burung Enggang. Burung berparuh besar tersebut nampak berdiri sambil mengembangkan sayapnya seolah siap untuk terbang.


Tugu Cinta Damai

Selain tugu perdamaian yang berwarna pink dengan burungnya yang siap terbang, ternyata masih ada lagi tugu dengan patung burung yang siap terbang pula. Tugu ini dinamakan tugu Cinta Damai, bentuknya tinggi dengan warna kuning keemasan berukir khas kalimantan, terletak ditepian sungai Kayan di daerah “Riverside”. Karena lokasinya cukup strategis, tugu Cinta Damai ini banyak dikunjungi warga dan dijadikan sebagai sarana rekreasi serta dimanfaatkan sebagai latar belakang untuk berfoto ria. 
 Wisata di tepi sungai Kayan

Sore hari, tepian sungai kayan tampak ramai, banyak warga masyarakat berjalan-jalan bersama keluarga di seputar taman dan riverside sungai kayan ini, selain tersedia tempat parkir sepeda motor juga tersedia beberapa penjaja makanan dan minuman yang menawarkan makanan nya hingga menjelang malam hari. Hadirnya para penjual makanan dan minuman tentu saja menambah ramai suasana, terlebih lagi pada malam minggu, banyak anak-anak muda yang menghabiskan waktunya berjalan-jalan disini.   

Secara keseluruhan tidak banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi di seputaran Tanjung Selor, namun potensi untuk pengembangan kedepan terlihat sangat menjanjikan, apalagi bila tersedia penerbangan langsung dari Jakarta ke Tanjung Selor. Saat ini tempat wisata yang sering kali disebutkan oleh warga Tanjung Selor masih terpusat pada wisata Pulau Derawan.  Bahkan salah seorang teman yang asli penduduk Tanjung Selor dan pernah mengenyam pendidikan di Jakarta, yang saat ini menetap dan bekerja di Pemerintah Kabupaten Bulungan pun menawarkan hal yang sama. Katanya, jika saja saya masih beberapa hari lagi berada di Tanjung Selor, pasti diajaknya ke Pulau Derawan. (Des 2015).***


















16 komentar:

  1. kapan saya bisa berkunjung ke sini yaa...

    BalasHapus
  2. Pak... Kalau dari pelabuhan speedboat tanjung selor lalu ke jalan raya-nya naik apa ya pak ??? Apa naik ojek atau taksi ??

    BalasHapus
  3. Pak... Kalau dari pelabuhan speedboat tanjung selor lalu ke jalan raya-nya naik apa ya pak ??? Apa naik ojek atau taksi ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Pelabuhan speedboat Tg.Selor banyak tersedia angkutan umum, ada angkot dan ada juga ojek.

      Hapus
  4. aksesnya cukup sulit juga ya pak,rencana awal mau daftar cpns d tanjung selor tp stlh bc pengalaman pean saya jd ragu

    BalasHapus
  5. Sy juga mau dftr CPNS tp sepertinya jadi ragu. Aksesnya terlalu sulit dijangkau dari posisi saya di Jawa.

    BalasHapus
  6. sebenarnya tdk sulit hanya biayanya yg relatif agak mahal

    BalasHapus
  7. Pak kalo alat transportasi yg lain ada gak selain ojek???

    BalasHapus
  8. terima kasih info ini. sangat membantu

    BalasHapus
  9. Pengalaman yang luar biasa pak. Membaca tulisan bapak seolah olah saya ikut bersama sama melakukan perjalanan ke sana. Insyallah awal desember 2017 menuju tarakan dan nunukan. Salam sukses pak Budi

    BalasHapus
  10. Mengapa dinamakan tugu cinta damai?

    BalasHapus
  11. Lain Kali sekalian saja jalan jalan ke Kabupaten Berau, 2 jam dari Tg. Selor via kendaraan roda 4.
    Klu dari Jakarta, Transit di Balikpapan, dilanjutkan penerbangan Ke Berau.
    Banyak tempat wisata di Berau, salah satunya Pulau Derawan.
    dan msh byk lagi.

    BalasHapus
  12. Search di Google Pesona Wisata Kabupaten Berau

    BalasHapus
  13. Keren deh pak budi, banyak cerita dan bisa berbagi bersama. Salam sehat pak

    BalasHapus