Ketika pertama kali ke
Tasikmalaya, teman saya mengatakan bahwa di kotanya ada
penjual baso yang cukup terkenal atau boleh dibilang legendaris. Baso sapi
katanya, dijamin halal pak. Wah boleh
juga nih pikir saya karena di kalimat nya ada tambahan kata terkenal dan
legendaris membuat saya jadi lebih perhatian. “itu pak tempatnya”, katanya seraya
menunjuk sebuah bangunan model lama yang berada di sudut perempatan jalan.
Ternyata lokasinya di jalan Pemuda nomor 5 dan terletak tidak jauh dari Masjid Agung Tasikmalaya.
Karena keterbatasan waktu, pada kunjungan ke Tasikmalaya yang pertama
ini saya hanya lewat saja di depan “Mie Baso Laksana”, karena saat itu tujuan
utama adalah ke resto Mang Asep untuk berburu nasi tutug oncom. Katanya jenis
kuliner tutug oncom merupakan kuliner khas daerah Tasikmalaya. Jadi keinginan
ke “Mie Baso Laksana” tertunda sementara. Namun akhirnya, pada kunjungan berikutnya
yang tidak terpaut terlalu lama, saya mampir juga kesini seusai melaksanakan
tugas pekerjaan di kabupaten Tasikmalaya.
Rumah Makan Mie Baso
Laksana
Rekan kerja saya dari
kabupaten Tasikmalaya, bu Ati namanya, siang itu mengatar saya ke Rumah Makan
Mie Baso Laksana sebelum mengantar saya ke terminal (pool) bus AKAP “Budiman”
untuk kembali ke Jakarta. Begitu berhenti dan parkir di halaman rumah makan,
beberapa teman langsung masuk kedalam, namun saya tetap diluar sejenak untuk membidikkan
lensa ke arah bangunan legendaris itu. Selain itu, saya juga sempat beberapa
kali minta bantuan teman untuk mengambil foto-foto saya dengan latar belakang
yang sama. Lumayan .... buat kenang-kenangan bahwa saya pernah datang kesini
dan menikmati mie baso disini.
Daftar menu
Menu yang tersedia sesuai dengan
daftar menu yang ada dimeja ternyata cukup banyak variasinya, tidak kurang dari
23 jenis menu yang bisa kita pesan. Tapi mana mungkin pesan semua, satu pun
belum tentu habis, apalagi kalau ukuran porsinya cukup besar. Belum lagi dengan
minuman yang jumlah nya ada 12 macam dan ice
juice nya sebanyak 9 macam. Mau pilih yang mana...... ? bingung juga
jadinya. Karena belum tahu, kira-kira menu apa yang paling tepat untuk dipesan.
Tapi karena mau cerita soal baso, maka pilihan jatuh pada baso kuah tanpa mie tapi
minta ditambah dengan tahu baso.
Baso kuah
Baso kuah tahu
mie baso pangsit
Baso kuah tahu baso
Ketika pesanan datang, baso
nya disajikan dalam mangkok putih dengan pinggiran garis bulat melingkar berwarna coklat tua.
Ukurannya sedang, namun karena penuh terisi dengan baso jadi terkesan kalau ukuran
porsi nya maksimal. Kelihatannya enak nih ....., tapi bisa habis ga ya ? pikir
saya sesaat, agak meragukan kemampuan untuk bisa menghabiskan seporsi atau
tidak. Yang penting coba dulu. Tanpa tambahan bumbu apapun termasuk sambal dan
saos ataupun kecap saya mulai mencicipi, menyeruput airnya hingga mengigit dan
mengunyah baso yang pertama.
Selesai mengunyah baso
pertama, saya bisa merasakan bahwa daging nya lumayan lembut tanpa urat didalamnya, begitu juga dengan tahu
baso, enak. Setelah itu baru saya kemudian menambahkan sambal dan juga
mengunyah kerupuk putih untuk menambah cita rasa kriuk ketika mengunyah. Sedangkan
kuah yang sudah diberi sambal, saya seruput sedikit demi sedikit sambil
merasakan bumbu-bumbu atau aroma kaldu didalamnya. Satu-persatu baso mulai saya
dihabiskan, namun dua baso terakhir sepertinya ..... terasa kenyang. Ah ....
masa semangkok tidak habis? Apa mau ganti mie yamin? Hehehe....... , tentu
tidak, tak mungkin lah. Lain kali aja ya ?. Akhirnya dua baso terakhir pun
diselesaikan, ludes dan mangkok pun besih, sehingga tidak ada lagi makanan yang
mubazir.
Mie baso Laksana ini selain terkenal juga banyak sekali penggemarnya, boleh
dibilang lintas generasi, mulai dari anak-anak muda hingga orang dewasa dan
bahkan orang lanjut usia. Apalagi bagi
mereka yang pernah datang kesini sebelumnya, sehingga bisa menjadikannya
sebagai tempat untuk bernostalgia. Selain bangunannya klasik juga lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau dari setiap penjuru kota, tentunya akan
memudahkan akses bagi pengunjung untuk datang kesini.
Mie Baso Laksana buka mulai pagi hari sekitar jam 08.00 hingga malam
hari, dan biasa tutup pada kisaran jam
21.00. Sedangkan soal harga, dipastikan sesuai dengan porsi dan rasa. Tidak
terpaut jauh dengan harga-harga baso umumnya di rumah makan, hanya saja ukuran
porsinya boleh dibilang lebih jumbo dari porsi baso-baso di tempat lain,
sehingga harganya lebih menyesuaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar