Jika anda berkesempatan
untuk mengunjungi kota Ambon dan kebetulan menyukai wisata air, tidak ada salah
nya untuk mencoba menyelam dan bermain air di pantai Morella. Disini kita akan
merasakan kesejukan jernihnya air laut dan keheningan suasana yang jauh dari
kebisingan dan kesibukan kota besar. Jika kunjungan ke Ambon waktunya terbatas,
sebaiknya gunakan penerbangan ke Ambon dengan pesawat yang paling awal dan
kembali dari Ambon dengan penerbangan yang paling sore. Pilihan ini tentu saja
dengan pertimbangan setelah check out dari penginapan, sebelum kembali menuju
bandara, anda bisa mampir dulu ke pantai Morella untuk menyelam.
Nah, pagi itu setelah
sarapan pagi di penginapan, kami langsung check out dan menuju lobby untuk menunggu
kendaraan yang kami sewa dari sebuah rental mobil di kota Ambon. Tak lama
menunggu, setelah mobil rental datang kami segera meluncur menuju pantai
Morella melalui jembatan merah putih. Namun sebelum nya kami juga masih sempat
untuk mampir ke sebuah toko souvenir “Santho’s Jewellery” yang menjual berbagai
cindera mata dan oleh-oleh khas daerah Maluku.
Pantai Lobang Buaya
Morella
Menyebut nama Morella, terdengar
cukup indah dan cantik bak ibarat seperti nama seorang gadis. Tapi nama yang
disandangnya memang merupakan cerminan dari keindahan alam yang sebenarnya.
Awalnya saya agak ragu mengingat jika pergi ke pantai pasti kondisinya sangat
panas, apalagi jika harus menerima terpaan sinar matahari di siang hari, bisa
dibayangkan ...... pasti panas dan tidak nyaman. Namun setelah sampai di
lokasi, pikiran saya berubah, karena kondisi yang sebenarnya sangat jauh
berbeda dengan bayangan saya sebelumnya. Pantai Morella ternyata terletak di
kaki bukit yang sangat rimbun oleh pepohonan, berbentuk teluk dan sangat alami.
Ternyata pantai yang kami kunjungi ini merupakan salah satu pantai yang ada di
Morella, namanya pantai Lubang Buaya.
Jembatah Merah Putih
Lokasi pantai Lubang Buaya memang
tidak terlalu jauh dari pusat kota Ambon, jika menggunakan kendaraan roda
empat, hanya membutuhkan waktu sekitar 60 hingga 90 menit untuk mencapai
lokasi. Kita bisa menyewa kendaraan dari jasa rental mobil yang banyak tersedia
di kota Ambon dengan biaya sekitar 300 – 500 ribu rupiah tergantung dari jenis
mobil yang kita gunakan. Dari pusat kota Ambon kita akan melewati jembatan
merah putih menuju sisi utara pulau. Setelah melewati jembatan kemudian belok
kanan melewati jalan lama. Namun tak terlalu jauh kemudian belok kiri menuju
arah perbukitan dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok. Jalan yang dilalui melewati
wilayah kecamatan Leihitu yang sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Maluku
Tengah. Setelah melewati Leihitu, jalan masih berkelok-kelok hingga kemudian menurun
mencapai pantai di utara Pulau Ambon. Setelah sampai pantai lalu belok ke kanan
menyusuri jalan disepanjang pantai melewati perkampungan hingga melalui gapura Morella.
Perkampungan di
Morella
Gapura Morella
Setelah melewati gapura dan
perkampungan penduduk Morella, jalan yang dilalui kembali menanjak kearah perbukitan. dan beberapa saat kemudian
setelah melewati jalan berkelok di punggung bukit yang menghadap ke pantai,
sampailah di satu tikungan dimana terdapat beberapa warung yang berjualan aneka
jajanan. Mobil parkir disitu di tepi jalan, dan kita bisa turun kebawah melewati
jalan setapak. Jalan setapak ini cukup memadai untuk dilewati karena sudah
dicor semen mulai dari tempat parkir di pinggir jalan di perbukitan hingga menuju
ke pantai yang terletak dibawah bukit.
Rumah panggung pantai
Lobang Buaya
Pakaian selam
Sampai di bawah kita akan menemui pantai berbentuk teluk kecil yang berair
jernih dan sangat alami. Disekelilingnya merupakan perbukitan yang ditumbuhi
dengan pepohonan yang sangat rindang. Disitu sudah ada rumah-rumah kayu yang
sekaligus sebagai warung makanan dan minuman yang berdiri diatas air yang
digunakan sebagai tempat transit. Rumah atau warung ini selain menyediakan
berbagai macam makanan dan minuman juga menyediakan peralatan untuk selam bagi
para pengunjung yang berminat menikmati keindahan dalam air di pantai Lubang
Buaya.
Menuju lokasi
penyelaman
Pantai Lubang Buaya
Pantai Lubang Buaya di Morella ini merupakan pantai yang layak untuk
dikunjungi, karena sangat menarik dan tentu saja tidak seseram seperti namanya.
Meskipun menyandang nama Lobang Buaya, ternyata tidak ada lobang dan buayanya.
Konon ini hanya berupa mitos yang berkembang di daerah Morella, yang mengatakan
bahwa dulunya ada lubang atau gua yang jadi rumah atau tempat bersarangnya
buaya. Namun kenyataan yang ada saat ini justru sebaliknya, disini suasananya terlihat
tenang, aman, dan nyaman, sehingga pantas untuk menjadi salah satu obyek wisata
pantai di Morella. Pantai ini memberikan pemandangan yang cukup indah dengan
air laut yang jernih, bersih dan udara yang
juga segar, sehingga tidak salah jika pada hari libur dipastikan akan banyak
pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan di pantai ini.
Bagi mereka yang ikut datang ke pantai ini tapi tidak turut menyelam, anda bisa
duduk di rumah panggung tepi pantai sambil menikmati kopi panas dan pisang
goreng ala Morella. Ketika duduk, hembusan angin laut dan keteduhan pepohonan
disekitar pasti akan membuat anda lupa sesaat dengan kepenatan dan kesibukan
pekerjaan sehari-hari. Satu hal yang tidak boleh dilupakan, kita perlu sampaikan
ke instruktur selam bahwa setelah menyelam kita akan langsung menuju bandara. Jadi
urusan selam menyelam ini paling tidak bisa selesai pada jam 12 siang, karena harus
berganti pakaian dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke badara
yang membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Paling tidak pada jam 14.00 sudah di
bandara, karena penerbangan Garuda ke Jakarta sesuai dengan jadwal GA647, akan boarding
pada pukul 15.10.
Pisang goreng Morella
Dari kunjungan ke pantai
Lubang Buaya di Morella ini ternyata juga menyisakan sedikit pengalaman yang
lucu. Ketika sampai di pantai dan seluruh pengunjung termasuk kami yang ingin
menyelam, harus memakai pakaian selam dan perlengkapan lainnya yang sudah
tersedia di lokasi, termasuk juga harus memakai snorkel dan pelampung sebagai
kelengkapan keselamatan. Nah, setelah berperahu menuju ke lokasi selam,
ternyata rekan saya tidak bisa menyelam dan menikmati keindahan dalam air,
karena setiap kali ingin menyelam ternyata tetap saja posisinya mengapung. Lucunya
lagi, ketika terjun ke air badan nya mengapung dengan posisi terlentang dan sulit
untuk tegak, sehingga harus dibantu teman yang lain untuk bisa membuatnya dalam
posisi berdiri. Supaya bisa menyelam, tentu saja pelampungnya harus dilepas. Kenapa
pelampungnya tidak dilepas? Ternyata rekan saya ini tidak pandai
berenang. (Desember 2018)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar