Kaliurang Yogya Di Sore Hari




Kawasan wisata Kaliurang merupakan salah satu tujuan wisata di Yogyakarta yang layak untuk dikunjungi wisatawan. Letaknya tepat dikaki Gunung Merapi sekitar 26 kilometer jaraknya dari pusat kota Yogyakarta. Meskipun obyek wisata Kaliurang ini cukup terkenal namun saya belum pernah mengunjungi wisata ini sebelumnya. Ketika mendengar cerita Kaliurang atau orang menyebut kata Kaliurang maka terbayang dibenak saya, bahwa Kaliurang itu pastinya mirip puncak, atau kawasan wisata puncak-nya masyarakat Yogyakarta.


Jalan beraspal mulus menuju Kaliurang

Siang itu, secara tidak terduga, ketika saya sedang berada di Yogya, saya ditelpon teman mengajak saya pergi melihat daerah wisata Kaliurang, karena teman saya ini tahu kalau saya memang belum pernah ke Kaliurang. Tapi karena kesibukan pekerjaan saya tidak sempat, karena pekerjaan baru selesai sekitar pukul 16.00 sore. Tak apa kata teman saya, meskipun hanya sebentar tapi saya perlu kesana, katanya setengah memaksa. Jangan sampai hanya mendengar ceritanya saja, padahal lokasi Kaliurang tidaklah terlalu jauh dari pusat kota Yogyakarta, apalagi bila ditempuh dengan sepeda motor tentu akan lebih cepat lagi, hanya sekitar 20 menit katanya. Saya harus berhitung dengan waktu, apa mungkin sore-sore ke Kaliurang, mau melihat apa jika sampai lokasi sudah gelap. Akhirnya saya sanggupi tawaran itu, dengan pertimbangan lama perjalanan katanya hanya 20 menit, berarti saya masih ada kesempatan keliling Kaliurang selama satu jam.
               
Sore nya sekitar pukul 16.30 saya keluar dari hotel tempat menginap meluncur ke Kaliurang dengan menggunakan sepeda motor, tanpa persiapan apapun dan tanpa bekal apapun kecuali sebuah camera SLR Sony untuk membuat dokumentasi foto. Sore itu, meskipun jalan di kota Yogya cukup ramai namun tidak menghalangi kelancaran perjalanan ke Kaliurang.  Setelah meninggalkan keramaian lalu-lintas kota, jalan mulai menanjak dan hawa dingin mulai terasa. Meskipun mengenakan sepatu dan helm, tapi saya tidak melengkapi dengan jaket, sehingga badan mulai terasa dingin. Saya berfikir sejenak, apa mungkin saya melanjutkan perjalanan ke Kaliurang tanpa jaket ? bagaimana jika nanti ada kabut, tentu akan lebih beresiko, kedinginan dan bisa menyebabkan masuk angin.

Saya sampaikan ke teman, kalau saya kedinginan dan membutuhkan jaket, saya rasanya sudah tidak sanggup lagi kalau harus terus naik motor dan kedinginan, apalagi ini menuju ke lereng gunung Merapi, pasti di Kaliurang hawanya akan semakin dingin. Kalau saya batalkan dan kembali ke Kota Yogya rasanya sayang juga, mumpung ada kesempatan dan ada yang mengantar, tapi karena dadakan rasanya tidak siap terhadap resiko dinginnya hawa Gunung Merapi.  Sambil jalan, saya coba menanyakan, apa disepanjang jalan menuju arah Kaliurang ada penjual jaket ? atau toko yang menjual berbagai souvenir khas Yogya ? ada, jawabnya.

Entah di kilometer berapa, saya tidak hafal, tiba-tiba saya teman membelokkan sepeda motor nya ke sebuah toko souvenir yang cukup besar di sebelah kiri jalan menuju arah Kaliurang, disini lengkap kata teman saya menyuruh saya masuk dan mencari jaket yang dibutuhkan. Saya masuk ke dalam dan melihat-lihat berbagai macam pakaian dan souvenir yang dipajang. Saya memang butuh jaket, tapi apa saya harus beli jaket ? kalau dibeli nanti setelah dari Kaliurang jaket ini jadi mubazir. Saya berfikir sejenak, beli jaket atau sweeter? timbul ide, lebih baik saya membelikan jaket untuk teman ini dan saya pinjam sebentar selama ke Kaliurang, mungkin ini cara yang saya pikir paling tepat.

Saya mulai memilah-milah jaket yang dipajang, mana yang cocok model warna dan ukurannya. Saya tanya ke teman dan minta dia memilih dan mencoba memakai jaket, apakah pas atau tidak buat dipakai. Teman saya mengambil satu dan memakainya tanpa curiga sedikitpun, kenapa saya yang mau beli tapi ukurannya bukan badan saya, tapi justru dia yang menjajal pas atau tidaknya ukuran jaket. Karena sudah cocok dan pas untuk ukuran teman saya, saya segera membayar jaket itu dan kembali melanjutkan perjalanan ke kaliurang.


Pintu gerbang Kaliurang


Patung udang dipertigaan jalan

Jarak dari Yogya ke kawasan wisata Kaliurang memang relatif dekat, dengan jalan utama sepanjang 26 km beraspal mulus dan dibeberapa bagian nampak diperlebar hingga lebih dari dua atau tiga lajur. Jalan nya relatif lurus dan jalan mulai berliku-liku setelah mendekati Kaliurang. Sebelum masuk areal wisata Kaliurang, kita akan melewati gerbang wisata, disana ada pos penjagaan namun sore itu tidak ada seorang prtugaspun yang menjaga dan memungut retribusi. Setelah melalui gerbang kita akan segera melihat banyaknya  penginapan dikiri dan kanan jalan. Ada patung udang (bhs Jawa: urang) di pertigaan jalan dan ada pula patung monyet di sudut jalan.


 Patung kera
                  
                                                              Patok km 0 Kaliurang                                                 

Saya melihat kekiri dan kekanan sambil membidikkan kamera yang saya bawa, saya tidak tahu pusat Kaliurang itu ada disebelah mana, sampai akhirnya teman menghentikan sepeda motornya tepat di Km 0 Kaliurang dimana terdapat “Tugu Elang Jawa yang tepat berada ditengah median jalan. Apakah ini pusatnya Kaliurang ? saya blm yakin, tapi didepan saya memang terdapat terminal bus dan saya melihat ada beberapa bus terparkir disana, awalnya saya ingin kearah terminal, tapi teman saya justru membawa saya berkeliling dan menuju ke wisata Menara atau Gardu Pandang.  Perjalanan menuju obyek wisata “Menara Pandang” dari “Tugu Elang Jawa”, jalan terlihat memutar melalui berbagai vila dan penginapan, Gedung RRI Kaliurang, persimpangan menuju gua Jepang, dan melewati persimpangan-persimpangan lainnya yang seluruhnya berjarak sekitar 2 atau 3 km.


                  
                                                              Patung elang Jawa                                                      


Plang retribusi

Untuk memasuki kawasan obyek wisata “Menara Pandang”, setiap pengunjung dikenai biaya masuk atau retribusi sesuai Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010  yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman sebesar Rp.1.000,- untuk dewasa dan Rp.500,- untuk anak-anak. Dengan tariff masuk yang sangat murah ini, kadang justru menyulitkan bagi pengunjung untuk mencari pecahan Rp.1.000,- atau pecahan Rp.500,-. Sehingga terasa lebih mudah untuk membayar dengan pecahan Rp.2.000,-

Gardu pandang
 

Areal Parkir

Setelah masuk ke lokasi, saya segera naik keatas menara pandang dan melihat sekeliling taman, beberapa fasilitas di obyek wisata ini terlihat jelas seperti sebuah mushola kecil, toilet dan kantin penjual makanan dan minuman serta halaman parkir kendaraan yang relatif cukup luas. Hanya saja, puncak merapi sore itu sudah tidak terlihat sama sekali karena sudah tertutup oleh kabut yang cukup tebal. Tidak berlama-lama berada disana karena hari juga sudah semakin gelap, setelah mengambil beberapa foto, saya segera turun dan kembali ke kota Yogya.  (Feb 2015). ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar