Siang begitu terik, panasnya begitu
menyengat, sampai di lokasi bingung mencari parkir, bukan karena penuh tapi bingung
mencari lokasi yang adem, andai saja ada pohon yang rindang pasti jadi rebutan.
Tempat parkir nya terlihat seperti masih baru dan pohon yang ditanam pun juga
masih relatif kecil. Dua kali pindah parkir, akhirnya dapat parkir didepan
loket penjualan tiket masuk. Lumayan, biar panas tetapi dekat pintu masuk lobby.
Untuk biaya parkir mobil dikenakan sebesar
Rp 5.000,- untuk biaya sekali parkir.
Areal parkir di kawasan “Floating Market” Lembang
Tiket masuk ke “Floating
Market” atau pasar terapung dibeli di areal lobby dengan harga
Rp 15.000,- per orang, dan ternyata tiket masuk bisa ditukarkan dengan minuman
sejenis soft drink seperti orange, coklat atau kopi, atau minuman lainnya. Pemberian minuman ini
kalau di hotel biasa disebut dengan
“welcome drink”, dan untuk menukarnya bisa dilakukan di areal lobby
atau tempat penjualan tiket masuk, untuk satu tiket berhak mendapatkan satu
gelas minuman.
Masih di areal loby ini, disitu terdapat meja informasi yang sekaligus
dijadikan tempat penukaran koin. Koin inilah
nantinya yang akan dijadikan sebagai alat pembayaran di pasar terapung ini.
setelah melewati loby, pengunjung
akan disambut dengan pemandangan danau
yang indah. Ditepian danau disediakan payung yang dilengkapi meja dan kursi
untuk tempat bersantai sambil berfoto-foto.
Aneka wisata air
Berperahu ke seberang
danau
Danau ini terbagi menjadi dua bagian, ditengahnya terdapat tempat untuk
kuliner. Untuk mencapainya pengunjung yang berjalan kaki mengelilingi sebagian
tepian danau dengan berjalan dibawah pohon untuk menghindari panas. Setelah
melewati jembatan yang mendaki maka akan sampai ke tempat penjualan jajanan
yang disajikan diatas perahu kecil. Namun demikian, bagi pengunjung yang tidak mau
berjalan menuju tempat penjualan makanan yang berada di tengah danau, bisa juga
menggunakan jasa perahu kecil yang terbuat dari serat gelas (fiber glass)
dengan seorang pendayung dibagian depan. Ongkosnya sangat murah hanya
Rp.1.000,- sekali jalan per penumpang.
Coin Floating Market
Obyek wisata ini secara keseluruhan memiliki areal seluas 7 hektar, terletak di jalan
Grand Hotel Lembang yang buka mulai pukul 09.00 – 17.00 kecuali jika akhir
pekan, wisata danau ini dibuka hingga
malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Wisata
“Floating
Market” yang mulai
dibuka sejak Desember 2012 ini pada dasarnya sangat menarik, apalagi bagi
pengunjung yang belum pernah merasakan sensasi Floating Market yang sesungguhnya,
maka “Floating
Market”
Lembang ini bisa menjadi pilihan.
Obyek wisata yang terlihat ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai
daerah ini memiliki konsep sama seperti “floating market” yang ada di Kalimantan atau di Thailand. Hanya
saja, yang di Lembang ini sengaja dibuat untuk tujuan wisata, sedangkan yang di
Kalimantan sifatnya lebih alami. Hingga saat ini boleh dibilang “floating market” Lembang ini merupakan
satu-satunya wisata terapung di kawasan Bandung dan sekitarnya.
Kalau di kalimantan, “floating market” atau pasar terapung berada
di sungai dan menjual berbagai kebutuhan pokok, mulai dari jajanan hingga
sembako serta hasil kebun, sedangkan di Lembang lokasinya di sebuah danau yang
bernama danau Umar dan menyediakan berbagai macam jenis jajanan dari berbagai
daerah. Nah di tempat inilah kita bisa berwisata dengan nuansa dan lokasi yang
berbeda dari yang biasa, wisata kuliner di pasar terapung.
Kalau di Kalimantan antara penjual dan pembeli sama-sama naik perahu,
tapi di Lembang hanya penjual nya saja yang berada diatas perahu, sedangkan
pembelinya berada di daratan. Jika kita
ingin juga berada diatas perahu, kita bisa juga menyewa perahu dan menghampiri
para penjual yang berjejer rapi di pinggir danau Situ Umar sambil menjajakan
dagangannya.
Penjual aneka gorengan
diatas perahu
Berbagai jenis makanan dan minuman tersedia di “floating market” ini, diantaranya adalah
baso, mie ayam, mie kocok, gorengan, siomay, kerang, otak-otak, kerang,
bajigur, bandrek, es cendol dan makanan lainnya seperti tempe mendoan dan nasi
gudeg,. Harganya berkisar antara Rp 5.000,- hingga Rp.20.000,- atau bahkan
lebih sesuai dengan jenis makanan yang dijajakan.
Untuk mencari jenis makanan atau minuman yang diinginkan, kita bisa
menyusuri pinggiran danau, mulai dari ujung hingga ke ujung lainnya, dan di
tepi danau inilah perahu penjual jajanan tersebut berjejer. Ada sekitar 40-an perahu yang umumnya terbuat
dari bahan fibreglass yang digunakan untuk berjualan, perahunya berjejer dan
tertata rapi dan dipenuhi barang dagangan, termasuk kompor dan peralatan masak.
Saya berkeliling melihat-lihat makanan apa saja yang dijual disitu.
Mengamati satu-persatu dagangan di perahu, barangkali ada yang aneh dan menarik
untuk dibeli. Ada banyak makanan dan minuman tradisional dijajakan, mulai dari
cemilan, seperti kacang rebus, singkong rebus, mie baso, bakwan, mendoan, keong
sawah hingga minuman seperti bajigur, sari tebu, hingga es cendol dan lain
sebagainya. Pilihan jatuh ke mie kocok, kelihatannya enak sekali karena banyak
yang membeli, harganya Rp.20.000,- per porsi.
Sebenarnya saya tidak begitu suka dengan mie kocok, tapi karena
bentuknya menarik dilengkapi daging kikil agak besar dan terlihat artistik.
Sedangkan minuman yang saya pilih air tebu dengan cemilan kacang rebus.
Kios penjual
Souvenir
Selain berkuliner, bagi yang ingin mendapatkan
kenang-kenangan atau oleh-oleh, disini juga disediakan kios yang menjual aneka
souvenir, mulai dari kaos untuk anak-anak hingga mainan tradisional dan
berbagai kerajinan masyarakat di seputar Lembang Bandung. Bila saat ini mainan
tradisional sangat sulit dijumpai di berbagai kota besar, disini ternyata banyak
dijual dengan harga yang relative terjangkau.
Sesuai dengan namanya, hiburan disini didominasi oleh wahana air, seperti perahu dayung ataupun perahu gowes. Nah,
bagi anda yang kebetulan sedang melakukan perjalanan di Bandung bisa mampir ke obyek
wisata yang satu ini, lokasinya di daerah Lembang dan jika lancar dapat
ditempuh kurang lebih selama 1 jam dari pusat kota Bandung. (Nov 2014)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar