Siang itu setelah
menyelesaikan pekerjaan, seorang teman
menawari saya untuk mampir ke sebuah obyek wisata religi yang
cukup terkenal di Kota Palembang,
yakni Al Qur’an Al-Akbar. Awalnya
saya agak ragu karena kuatir terjebak macet
dan terlambat sampai di bandara. Namun karena pengemudi yang mengantar meyakinkan saya bahwa kunjungan ini tidak
mengganggu perjalanan, karena masih satu arah dan waktu juga masih memungkinkan, maka saya pun mengiyakan tawaran
itu.
Pintu masuk
Sambil menyetir,
pengemudi yang mengantar saya bercerita tentang Al Qur’an Al-Akbar ini.
Katanya, Al Qur’an Al-Akbar saat
ini sudah menjadi alternatif tujuan wisata religi
baik
untuk wisatawan dalam negeri maupun wisatawan yang datang dari luar negeri.
Wisatawan luar yang banyak berkunjung kebanyakan berasal dari negara-negara Arab atau Timur Tengah yang datang
untuk melihat karya seni, dan umumnya mereka
mengagumi hasil karya yang luar biasa ini.
Tata tertib pengunjung
Al Quran
Al-Akbar atau yang juga sering disebut Bait Al Qur’an
Raksasa lokasinya berada di Pondok Pesantren Al Ihsaniyah, Gandus, Kota Palembang. Disitu terdapat 30 juz
ayat suci Al-Quran yang dipahat pada kayu tembesu dengan ukiran khas Palembang.
Untuk membuat ukiran kayu ukuran 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal
keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter tersebut diperkirakan telah menghabiskan
sekitar 40 meter kubik kayu tembesu dengan dana sebesar 2 miliar rupiah.
Bait Al Qur’an
Raksasa
Gagasan pembuatan Al Qur’an terbesar
ini tercetus pada tahun 2002, setelah Ust. H. Syofwatillah Mohzaib merampungkan
pemasangan kaligrafi, pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin
II di Kota Palembang. Disaat Opat (sapaan akrab Ust. H. Syofwatillah Mohzaib)
terlelap tidur setelah memandangi karyanya yang terukir di jendela samping
imam, Opat bermimpi membuat mushaf Al Qur’an dari kayu seperti kaligrafi. Kemudian
dengan berbagai pertimbangan, disertai niat yang ikhlas dan
tekad yang bulat, sebagai pecinta seni kaligrafi dan ukiran khas Palembang, ia
pun mewujudkan mimpinya itu. Kemudian dilakukan proses pembuatan dengan
bertempat di kediaman Opat di jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lr Budiman
No.1009 Kelurahan 35 Ilir, Tangga Buntung, Palembang.
Pembuatan
Al Qur’an Al Akbar dengan kayu tembesu disamping utamanya memuliakan Al Qur’an
juga agar mushaf ini awet dan tahan lama karena jenis kayu ini sangat baik dan
tergolong kayu berkualitas. Selain itu juga untuk mempermudah dan memperindah
ornamen ukiran khas Palembang sehingga disamping untuk mensyiarkan Islam, juga
untuk mempromosikan budaya dan tradisi kota Palembang dalam karya seni ukirnya
yang sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan masa Kesultanan Palembang.
Proses
pembuatannya memakan waktu yang relatif cukup lama, yakni sekitar tujuh
tahunan, dan berhasil dirampungkan pada tahun 2008. Al Qur’an ini sebanyak 30
juz terdiri atas 630 halaman dan 315 lembar yang juga dilengkapi dengan tajwid
serta doa khataman bagi pemula. Sebelum resmi dipublikasikan, seluruh ayat-ayat
suci sengaja di pajang di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga
tahun yang peluncurannya dilakukan pada 14 Mei 2009 dengan harapan agar
masyarakat juga dapat memberikan masukan dan koreksi jika masih terdapat
kesalahan.
Pada akhir 2011 ketika
Al-Quran tersebut dinilai layak untuk dipublikasikan, maka pada hari Senin,
30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi
konferensi parlemen OKI (Organisasi Konferensi Islam) dari 51 negara Islam yang
saat itu melaksanakan konferensi di Palembang, meresmikan penggunaan Al-Quran
yang disebut sebagai Al-Quran terbesar di dunia yang terbuat dari lembaran kayu
tembesu.
Pusat
Penjualan Souvenir
Untuk
mengunjungi Al Qur’an Al-akbar ini dari Bandara Sultan Mahmud badaruddin II
bisa menggunakan taksi menuju Pondok Pesantren Al Ihsaniyah Gandus Kota
Palembang yang jalannya searah menuju Indralaya melalui Jl. Soekarno Hatta dan
Jl. Alamsyah Ratu Prawiranegara. dan
ketika sampai di Jembatann Musi II, belok kanan menyusuri jalan kecil menuju
Pondok Pesantren Al Ihsaniyah. Sedangkan
dari arah pusat Kota Palembang bisa menggunakan taksi atau mobil sewaan yang
biasa mangkal di seputar Pasar 16 ilir dengan tarif berkisar antara Rp.
Rp.100.000,-
hingga Rp.150.000. (Maret 2017)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar