Batagor Cuplis Kota Bogor

Awalnya ingin mencari baju untuk musim dingin di seputaran kota Bogor, lalu browsing di internet, lalu muncul beberapa pilihan tempat perbelanjaan. Salah satunya adalah  Brasco yang terletak di Jl. Raya Pajajaran No.29, Babakan, Bogor. Untuk mencapai Brasco ini, dari arah Jakarta jika melalui jalan tol Jagorawi, bisa keluar di gate kota Bogor, setelah sampai di lampu merah pertigaan jalan Pajajaran depan terminal Baranang Siang, kemudian belok kanan menuju arah tugu kujang. Sebenarnya lokasi Brasco ini tidak jauh dari lokasi tugu Kujang, namun karena diberlakukan arus lalu lintas satu arah dari utara ke selatan, maka saya  harus memutar dulu mengelilingi Kebun Raya Bogor hingga kembali ke jalan Raya Pajajaran. 
Batagor Cuplis

Sesampainya di Brasco, ternyata selain Brasco sebagai “Factory outlet” disitu juga terdapat resto yang menjual batagor. Tentu saja setelah berbelanja di Brasco, pengunjung bisa juga mampir ke sebelah untuk menikmati batagor.  Selesai membeli barang yang dicari, saya keluar dan melongok ke sebelah untuk melihat tempat penjualan batagor.  Awalnya saya mengira “Batagor Cuplis” ini hanya sekedar kios kecil di pojokan Brasco, yang menjual Batagor khusus untuk dibawa pulang, dan tidak tersedia tempat duduk untuk makan para pembelinya. “sepertinya sepi”, pikir saya, mungkin sudah habis. Karena ragu-ragu, saya langsung tanyakan ke karyawan yang ada disitu. Apakah batagornya masih ada ?” tanya saya dengan harapan bisa dibungkus dan bisa dimakan didalam mobil. Ternyata jawabnya sangat berbeda dan diluar yang saya duga. Masih pak, silahkan saja naik ke lantai atas” katanya.





Ruang duduk Batagor Cuplis 

Ketika naik ke lantai atas, saya agak sedikit terkejut, ternyata kios kecil dibawah hanyalah pintu masuk, sedangkan tempat penjualannya dilantai atas dengan bentuk resto atau cafĂ© yang relative luas memanjang berbentuk L. Ketika sampai diatas kita akan melihat ruangan atas yang memanjang lurus kedepan dengan beberapa meja kursi kayu berwarna coklat gelap. Meskipun tanpa dilengkapi air conditioner (AC), pengunjung tetap bisa bersantai tanpa merasa kepanasan karena ruangannya terbuka disalah satu sisinya. Sedangkan ruangan lainnya yang berada dibagian depan juga berbentuk memanjang yang dilengkapi dengan beberapa sofa dan meja kursi yang bisa digunakan para pengunjung untuk duduk menghadap jalan raya dan memandang kearah kebun raya. Sedikit berbeda dengan ruangan yang memanjang kebelakang, ruangan depan ini yg memanjang kesamping dilengkapi dengan 3 unit air conditioner. 


Ruang duduk yang menghadap kebun raya

Ibu Martini sedang mengatur ruangan 


Setelah melewati meja kasir, saya langsung duduk di kursi pengunjung dan disodori daftar menu. Selain batagor, resto ini juga menyajikan berbagai menu lainnya seperti Otak-otak, Siomay, mie, bihun, paket nasi batagor dan juga nasi goreng serta nasi capcaiSedangkan batagor yang merupakan menu andalan, ditawarkan dengan delapan varian yang berbeda, yakni, batagor campurbatagor campur baso, batagor campur otak-otak,  Batagor campur jumbo,  Batagor kuah campur, batagor kuah campur baso,  batagor kuah campur otak-otak dan batagor kuah campur jumbo. Begitu juga dengan siomay yang mempunyai 8 varian serta mie dan bihun yang juga mempunyai banyak pilihan dengan lebih banyak lagi variannya.

Bingung kan ......? mau pesan apa .....? Mudah saja, karena tempat makan ini mengusung tema batagor, tentu pengunjung yang datang bisa memesan dan memilih menu utama, batagor. Apalagi bila pengunjung memang pingin tahu seperti apa sih batagor cuplis itu ? Untuk itu daripada bingung memilih menu, saya pun segera meletakkan daftar menu di meja dan saya memesan batagor.
  
Soal harga, disini umumnya dipatok di kisaran 20 – 30 ribu per porsinya, meskipun ada beberapa item yang harganya dibawah atau diatasnya. Sebagai contoh batagor campur dihargai 33 ribu, batagor campur baso seharga 29 ribu, batagor campur otak-otak 30 ribu, dan untuk yang jumbo dipatok seharga 55 ribu.  Selain batagor ada juga siomay dihargai 27 ribu, siomay campur baso 25 ribu, dan siomay campur jumbo seharga 45 ribu. Bila ingin menu lainnya, disini juga menyediakan mie atau bihun serta paket nasi seperti nasi cap cai yang ditawarkan dengan harga bervariasi anatar 20 – 30 ribuan. Ada juga colenak seharga 22 ribu, dan bila ingin kopi, tersedia juga kopi seperti kopi tubruk Bandung, kopi ngeclak panas dan dingin, serta kopi cappucino dengan harga 24 ribu.


Batagor campur jumbo

Colenak

Tak terlalu lama menunggu, pesanan saya berupa satu porsi batagor pun segera datang, karena kebetulan pengunjung yang datang ke resto pada sore itu tidak banyak. Namun sebelum menyantap pesanan, saya malah berkesempatan untuk berkenalan dengan ibu Martini pemilik resto “Batagor Cuplis”. Sambil mencicipi batagor, ibu Martini duduk di kursi kosong didepan saya dan menemani saya sambil bercerita bahwa dia belum lama mengelola resto ini. Menurut nya, baru beberapa bulan saja mengelola usaha ini, setelah mengambil alih pengelolaan dari pemilik sebelumnya. Ibu Martini dan suami yang berasal dari Purwokerto itu mengatakan bahwa dia akan terus berusaha untuk mempromosikan usahanya dan bersedia menerima masukan dari para pengunjung, bahkan ibu yang satu ini rela menggunakan jasa konsultan untuk membenahi bisnisnya agar lebih tertata dan terpromosikan dengan baik.  

Yamin manis baso sapi

Pangsa pasar yang dibidik tentu saja dari kalangan menengah yang menginginkan tempat kuliner yang nyaman dan representatif yang bisa digunakan untuk menjamu teman atau relasi. Selain itu, bisa juga digunakan untuk acara keluarga ataupun untuk pertemuan dengan rekan bisnis. Menurutnya, resto nya akan menjadi sangat ramai dan banyak pengunjung terutama bila ada acara seminar, lokakarya atau kegiatan bisnis lainnya yang mengambil tempat di hotel-hotel yang lokasinya bersebelahan dengan restonya. Umumnya mereka akan datang untuk menikmati kuliner disini, bila cocok tentu diharapkan akan datang kembali, sendiri ataupun beserta teman.

Kopi cappucino

Sebenarnya saya ingin berlama-lama duduk disitu, tapi karena hari sudah semakin sore dan sebentar lagi akan memasuki waktu magrib, saya segera pamit dan turun melalui tangga menuju tempat parkir. Sebelum turun ibu Martini sempat menanyakan bagaimana kesan nya terhadap resto yang dikelolanya ? saya katakan cukup baik, namun kiranya masih perlu dibuatkan petunjuk tentang resto ini agar mudah dilihat (eye catching) oleh siapapun yang datang ke kota Bogor atau yang kebetulan melintas didepan restonya, (Januari 2018)***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar