Ketika mendapat tugas belajar ke Sydney, ada dua
teman yang sedang
membicarakan kota Sydney kemudian menyebutkan Peddys’s Market, saya hanya bisa
diam dan menjadi pendengar yang baik. Apa
itu Peddy’s Market ? pikir saya sejenak. Kenapa saya tidak tahu ya? Hehehe…..
tentu saja saya tidak tahu, meskipun saya pernah ke kota Sydney sebelumnya
ketika di Melbourne, namun karena waktu itu hanya satu hari saja, ya…. pastinya
tidak semua tempat bisa dikunjungi. Karena destinasi utama di kota Sydney
adalah Opera House yang terletak di Bennelog Point atau dekat dengan Sydney
Harbour Bridge, sehingga Peddy’s Market tidak masuk dalam daftar yang wajib
dikunjungi, apalagi di Melbourne juga ada pasar sejenis yang menyediakan
barang-barang yang sama, yakni Queen Victoria Market.
Mengunjungi kota Sydney kali ini memang bukan
untuk jalan-jalan, tapi untuk mengikuti pendidikan berupa
kursus singkat di
kampus UTS selama beberapa waktu. Selain waktunya
relatif singkat juga jadwal pelajaran yang harus diikuti pun nampaknya sangat
padat, sehingga waktu untuk jalan-jalan juga sangat minim. Namun demikian soal
Paddy’s Market saya mulai tahu dan menjadi familiar, bagaimana tidak.....?, minimal dua kali
sehari saya melewatinya. Setiap pagi berangkat
dan
pulang dari kampus
selalu lewat Paddys Market. Apartemen tempat saya tinggal yang terletak di Chinatown untuk
ke kampus, saya harus jalan kaki melewati Paddy’s Market. Karena
letaknya antara Hay Street dan Thomas Street, dan masih di kawasan Chinatown,
tentu saja sangat dekat dengan apartemen.
Kalau dilihat dari bentuk bangunannya,
“Paddy’s Market” ini mirip bangunan kuno, seperti gaya arsitektur Eropa
yang didominasi dengan warna merah bata. Pada dinding bangunan terdapat tulisan
“Market City” dan dibagian lain di atas
pintu masuk pasar tertulis “Paddys Market”, Sejenak saya agak bingung juga, ini
Market City atau Paddy’s Market ? yang benar yang mana? Atau dua-duanya benar ?
Sedikit
mencari tahu, ternyata Paddys Market itu adalah pasar yang terletak di lantai
bawah dari gedung atau bangunan yang dinamakan Market City. Sedangkan dibagian
yang lain dan di lantai atasnya adalah mall atau pusat perbelanjaan yang
menjual berbagai produk kebutuhan rumah tangga. Jadi sebetulnya Paddys Market
ini menyatu dengan mall yang bangunannya berwarna cream.
Sudah dua kali pulang dari kampus saya lihat pintu masuk Paddys
Market seringkali tutup. Waduh…. Kapan bukanya ya.. ? ternyata Paddy’s Market tidak
buka setiap hari dan hanya buka selama 5 hari setiap minggunya, yakni hari Rabu
sd Minggu mulai jam 10 pagi hingga jam 5 sore. Karena jadwal pelajaran di
kampus cukup padat, maka setiap selesai pelajaran, begitu keluar kampus, saya
segera bergegas menuju ke Paddys Market, tapi ternyata sampai disana, pasar nya
sudah tutup. Lihat jam, ternyata sudah lewat jam 5 sore. Repot juga nih, kalau
pulang nya selalu jam 5. Kira-kira hari apa ya bisa kesana? Kalau tidak hari
Sabtu, ya mungkin pada hari Minggu
nya. Tapi
sebelum Sabtu, rupanya ada kesempatan juga, pas hari Jumat pelajaran selesai lebih awal, maka buru-buru
saya jalan kesana dan ternyata masih buka. Hehehe…. bisa juga ke Paddy’s
Market.
Paddy’s Market sebenarnya merupakan pasar tradisional yang
banyak diminati oleh para wisatawan, karena di pasar ini banyak dijual berbagai
souvenir atau cinderamata yang harganya juga sangat terjangkau. Mulai dari pernak-pernik
seperti gantungan kunci, tempelan kulkas (souvenir
magnets), tatakan gelas, boneka kanguru, road sign, hingga kaos dan handuk
bermotif Australia, ditawarkan dengan harga bervariasi. Gantungan kunci dan souvenir
magnets dengan kualitas yang bagus dihargai 2 dolar atau sekitar Rp.21.000, Namun jika membeli 3
buah akan mendapat discount, harganya menjadi 5 dolar saja. Jika ingin yang
lebih murah, ada juga souvenir magnets
dalam kemasan yang harganya hanya 2 dolar berisi 6 buah souvenir magnets yang
tipis-tipis. souvenir magnets yang terolong murah meriah ini tersedia dengan
beberapa motif dan desain, seperti motif roadsign berwarna kuning atau ada juga
yang bermotif senjata tradisional oborigin, boomerang. Selain itu, ada juga
boneka kecil-kecil berbentuk koala atau kanguru yang dijual perbungkus dengan isi 10 seharga 3 dolar.
Selain pernak-pernik, wisatawan yang berkunjung juga bisa membeli dasi, kaos, sweater dan jaket bergambar koala atau bertuliskan Australia. Harga yang ditawarkan juga relative murah, mulai harga 5 dolar hingga 15 dolar. Karena banyaknya yang ditawarkan, saya jadi bingung, mana yang lebih dulu harus saya beli buat oleh-oleh. Akhirnya saya membeli 6 kaus, 2 handuk, 3 topi dan juga tempat pinsil serta tas lipat seharga 5 dolar, dan kalau beli 3 dapat discount cukup membayar 10 dolar saja, atau istilahnya 3 for 10.
Bagi
anda yang kebetulan sedang berada di Kota Sydney jika ingin membeli cinderamata, anda bisa membeli oleh-oleh disini. Selain harganya murah juga
bisa menggunakan Bahasa Indonesia, karena pembelinya mayoritas orang Indonesia dan
penjualnya juga banyak yang berasal dari Indonesia. (Oktober 2017)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar