Sore itu saya ditawari kuliner salah satu makanan khas
Kota Yogya yakni bakmi Jowo. Awalnya saya ogah-ogahan, karena merasa sudah
sering menikmati bakmi Jowo jika sedang berada di kota Yogya. Tapi karena memang belum pernah mencoba bakmi yang satu
ini, akhirnya saya mau juga dan ikut pergi
mengunjungi “Bakmi mbah Gito”. Dari hotel Grand Zuri Yogya tempat saya menginap,
kendaraan yang saya naiki beserta rombongan berjalan lurus ke arah jalan
Malioboro. Sesampainya di stasiun Tugu, belok kiri di sisi utara rel kereta api
dan terus menuju ke arah timur. Ketika sampai dipersimpangan jalan, jadi
bingung karena tidak hafal jalan. Maklum saja karena pengemudi yang mengantar
belum hafal kota Yogya, terpaksa harus buka aplikasi “google map” dan mengikuti
arah sesuai panduan yang disarankan aplikasi. Kondisi sebagian besar jalan pada
map aplikasi terlihat berwarna merah, artinya kondisi jalanan nampaknya macet.
Setelah bermacet-macet ria menembus kemacetan
jalan-jalan yang relatif sempit, akhirnya sampai juga di warung bakmi mbah
Gito. Jalan didepan warung bakmi tampak macet, selain sempit juga becek karena
hujan yang turun sejak sore belum juga berhenti. Awalnya agak ragu, apa bener
ini warung nya, jalannya kecil pas untuk dua mobil dua arah? “Warung bakmi mbah
Gito itu didepannya ada kuburan” kata isteri saya, lalu saya menengok kearah
kanan, memang benar disebelah kanan ada Gapura Makam Peleman.
Wedang jahe
Kaget campur heran ternyata begitu turun dari mobil tidak bisa langsung masuk kedalam warung, tetapi harus daftar dulu. Ketika memesan pun kita harus menyebutkan mau pesan untuk berapa orang. Warungnya penuh, dan para pengunjung antri didepan warung menunggu panggilan masuk. Sebagian besar pengunjung yang antri harus tahan untuk berdiri karena tempat duduk diluar sangat terbatas. Hampir saja batal karena harus menunggu lama, sekitar 30 menit lebih baru dapat panggilan.
Pas masuk kedalam, wow…, pengunjungnya ramai sekali,
bukan hanya padat pengunjung saja tetapi interior didalam nya juga berbeda dari
kebanyakan warung bakmi. Tadinya saya kira berupa kedai sederhana saja, tapi warung Bakmi Jawa
Mbah Gito ternyata memiliki desain yang
bukan sekedar sederhana tapi memiliki interior yang sangat
unik. Saya
lihat, hampir seluruh ruangan dalamnya menggunakan bahan
baku kayu. Kayu yang digunakan nyaris tanpa sentuhan warna atau cat, sehingga
terlihat lebih alami.
Cara
pemasangan tiang-tiang kayu nya juga cukup artistic, tiang-tiang kayu penyangga
bangunan dibuat sedemikian dengan dinding nya menggunakan bilik anyaman bambu atau biasa disebut “gedek”
sehingga memberikan nuansa tradisional seperti gubuk di pedesaan. Tiang
bangunan nya ada yang sengaja dibuat agak miring untuk memberi kesan
seolah-olah seperti kendang reyot yang sudah mau rubuh. Tapi konon katanya
bangunan ini memang berawal dari kadang sapi, dan dibuat mirip kendang sapi.
Menurut saya, interior ini cukup keren dan sangat unik (nyleneh).
Setelah
mendapatkan tempat duduk yang sesuai, maka salah seorang karyawan yang
mengggunakan baju seragam lurik kemudian menghampiri dan menuliskan pesanan
yang diminta pengunjung. mau bakmi godog atau bakmi goreng? Saya jawab cepat,
bakmi goreng. Karena warung bakmi tentu saja saya piker hanya menyediakan bakmi
saja, maka saya jadi ikutan pesan bakmi. Ternyata dugaan saya salah, karena
ternyata disini tidak hanya menyediakan bakmi tapi saja, ada juga menu lain
seperti soto, rica-rica, dan nasi goreng.
Awalnya, warung mbah Gito ini berdiri sejak pertengahan tahun 2008, dan dalam perkembangannya pernah mengalami pasang surut. Konon, warung ini pernah tutup karena sepinya pelanggan sehingga tidak bisa menutup biaya operasional. Namun, Mbah Gito kembali membuka warungnya dan gencar melakukan promosi serta menawarkan tempat yang unik untuk menarik para pelanggan. Selain itu, mbah Gito juga memberikan baju lurik (motif tradisional Jawa) untuk seragam seluruh karyawannya.
Jika anda sedang berada di kota Yogya, dan jika berminat untuk kuliner bakmi Jowo ala mbah Gito, anda bisa datang ke alamatnya yang berada di Jalan Nyi Ageng Nis No. 9, Rejowinangun, Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta. Warung ini biasanya dibuka pada sore hari sekitar jam 17.00 hingga jam 23.00 malam. Untuk mencapai lokasi anda bisa menggunakan kendaraan baik taksi biasa atau bisa juga dengan taksi online. (Desember 2019)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar