Mengunjungi Kota Selatpanjang


Pada awalnya saya merasa sangat asing ketika mendengar kota Selatpanjang, dimana letaknya sayapun belum tahu dan belum terbayangkan sama sekali. Namun ketika mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Selatpanjang dalam rangka tugas pekerjaan, maka mau tidak mau saya harus mengetahui secara persis kondisi yang sebenarnya. Berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan dari internet pagi itu saya berangkat dari Jakarta menuju ke Batam dengan pesawat Garuda GA150 yang take off sekitar jam 06.05 pagi. Awalnya terasa enggan jika harus bangun dini hari untuk menuju bandara Sukarno-Hatta, tapi karena tidak ada pilihan lain untuk mengejar jadwal kapal cepat ke Selatpanjang, maka hari itu saya tekadkan untuk berangkat dari rumah sekitar pukul 03.00 pagi.

Setelah mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, perjalanan dilanjutkan dengan taksi menuju pelabuhan Sekupang dengan ongkos berkisar antara Rp.80.000 hingga Rp.100.000. Begitu ditawari taksi oleh pengemudi di bandara, saya langsung mengiyakan dan taksi segera meluncur menuju pelabuhan Sekupang. Sesampainya di pelabuhan Sekupang ternyata masih harus menunggu beberapa jam lagi dari keberangkatan kapal, maka saya menunggu dan berkeliling di terminal hingga jadwal perjalanan kapal ke Selatpanjang diumumkan untuk berangkat. Kapal motor yang akan berangkat pada hari itu sekitar pukul 11.00 siang. Saya membeli tiket untuk sekali jalan ke Selatpanjang dengan harga sekitar Rp.180.000.  

Terminal Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang


Jembatan dermaga Tg.Harapan


Menurut informasi perjalanan ke Selatpanjang dari Pelabuhan Sekupang Batam akan memakan waktu sekitar 3 jam, namun pada kenyataannya ternyata lebih dari 3 jam karena harus berhenti untuk menurunkan dan menaikkan penumpang di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun dan Tanjung Samak. Ini kali pertama saya naik kapal sejenis kapal cepat (speedboat) antar pulau yang terlama di peraian seputar Selat Malaka. Sebelumnya memang pernah satu kali ketika mengunjungi Kabupaten Karimun beberapa tahun lalu,  yakni dari pelabuhan Sekupang menuju Tanjungbalai Karimun. Namun waktu itu hanya satu kali jalan saja (one way) dengan lama perjalanan sekitar satu jam saja, karena kembali nya ke Batam harus naik pesawat NC212 dari bandara di Pulau Karimun menuju Bandara Hang Nadim Batam. Pada saat naik pesawat itupun juga merupakan kali pertama saya terbang dengan pesawat baling-baling buatan Bandung.

 Tiket Kapal Cepat Mv. Batam Jet

Perjalanan dengan kapal cepat yang terbuat dari serat gelas (fiberglass) siang itu membuat saya tidak betah untuk berlama-lama duduk, sesekali saya berdiri dan menuju buritan untuk melihat pemandangan diluar. Ombak yang berbuih dari putaran baling-baling kapal terasa lebih menghibur ketimbang duduk didalam dan menyaksikan film yang diputar oleh awak kapal. Saya hanya terdiam menikmati perjalanan dengan orang-orang disekeliling yang juga sebagian berdiri di buritan, namun umumnya mereka disitu untuk menikmati rokok, maklum saja di ruang kabin penumpang tidak diperbolehkan untuk merokok.

Parkiran Pelabuhan Tanjung Harapan

Becak motor di areal pelabuhan Tanjung Harapan

Dalam perjalanan kapal cepat singgah di dua pelabuhan, Pelabuhan Tanjungbalai Karimun dan Pelabuhan Tanjung Samak, setelah itu kapal melanjutkan menuju Selatpanjang sebagai tujuan akhir perjalanan, karena kapal akan kembali ke pelabuhan Sekupang di Batam. Setelah sekitar 3 jam lebih menempuh perjalanan, kapal cepat Batam Jet yang saya naiki akhirnya merapat di Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang, kemudian satu persatu penumpang turun menuju gedung terminal kedatangan.

Seorang teman yang berkerja di Pemerintah Daerah Kabupaten Meranti datang menjemput saya, “Selamat datang di Selatpanjang Kabupaten Meranti” katanya, sambil berjalan menuju tempat parkir kendaraan. Sepintas saya memandang seputar kiri kanan pelabuhan termasuk areal parkirnya. Sesaat tatapan saya tertuju kepada kendaraan umum yang terparkir berjejer, ternyata becak motor khas Selatpanjang yang menjadi moda transportasi utama kota Selatpanjang. Saya segera mengeluarkan camera membidikkan kamera dan mengabadikan suasana sekitar, tentu saja tak lupa untuk berpose baik dengan latar belakang becak motor ataupun juga dengan latar belakang gedung terminal pelabuhan penumpang.  

Dari pelabuhan Tanjung Harapan saya diajak menuju salah satu tempat kuliner yang cukup terkenal, saya lupa namanya, tapi menurut teman saya makanan ini sangat khas dan rasanya sangat mengundang selera.  “Mie Sagu” katanya, makanan khas dari Selatpanjang, karena kepulauan di wilayah Kabupaten Meranti ini banyak dijumpai pohon sagu, sehingga salah satu upayanya adalah budi daya sagu diantaranya dibuat mie baik kering maupun basah. Setelah dihidangkan, saya mulai mencicipi, memang enak dan  memberikan rasa yang penuhsensasi, maklum ini kali pertama saya makan mie sagu.

Mie sagu kuliner Selatpanjang

Selesai dengan santapan mie sagu, saya segera diantar meluncur menuju hotel tempat menginap. Lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat makan, namun karena jalan-jalan di kota relative sempit maka kendaraan harus berjalan perlahan. Dalam perjalanan menuju hotel, teman saya menceritakan mengenai kondisi di Selatpanjang,  secara umum penduduk selatpanjang didominasi Melayu dan Tionghoa, ada juga suku lainnya seperti Jawa, Minang  dan bahkan juga ada yang berasal dari Madura. Mata pencaharian masyarakat umumnya di sektor perdagangan, perikanan dan perkebunan, dahulu  Selatpanjang juga pernah dikenal sebagai kota sagu.

Hotel Grand Meranti Selatpanjang
  
Lobby Hotel Grand Meranti

Setelah check in di Hotel Grand Meranti, satu-satunya hotel yang terbaik di kota itu, saya segera keluar dan mulai explore berjalan keliling kota. Saya berjalan menyusuri jalan2 kota yang relatif sempit dan lalulintasnyapun terlihat lebih didominasi dengan sepeda motor dan becak motor. Saya berjalan mengikuti arah kaki saya melangkah dan langkah saya terhenti didepan sebuah barber shop sedehana lalu saya masuk dan merapikan rambut agar dipotong agak pendek. Sambil duduk saya tetap mengamati situasi jalanan, sambil berfikir kemana tujuan saya sore ini setelah cukur rambut. Akhirnya saya putuskan untuk naik becak motor dan berkeliling kota, muter-muter hingga kembali ke Hotel. Pengemudi becak motor yang asli berasal dari Sumatera Barat mengantar saya sambil bercerita tentang kota Selatpanjang.


Keliling kota dengan becak motor

Kota Selatpanjang saat ini sudah menjadi ibukota atau pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, yang wilayahnya terdiri dari Pulau Tebing TinggiPulau Padang,  Pulau Merbau,  Pulau Ransang,  Pulau Topang,  Pulau Manggung,  Pulau Panjang,  Pulau JadiPulau Setahun,  Pulau Tiga,  Pulau Baru,  Pulau PaningPulau DedapPulau Berembang,  Pulau Burung. Adapun nama Meranti diambil dari nama gabungan "Pulau Merbau, Pulau Ransang dan Pulau Tebingtinggi", dan kota Selatpanjang yang dijadikan sebagai ibukota, posisinya berada di pulau Tebingtinggi.


Salah satu jalan di kota Selatpanjang


Selatpanjang dalam sejarahnya, menurut beberapa literature yang saya baca, konon awalnya merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam Kabupaten bengkalis. Namun demikian kota Selatpanjang sejak dahulu merupakan salah satu bandar yang paling sibuk dan terkenal sebagai pusat perdagangan pada masa kesultanan Siak. Kesibukan sebagai pusat perdagangan tentu saja tidak terlepas dari  komposisi penduduk Selatpanjang yang cukup heterogen, terutama masyarakat Melayu dan Tionghoa, yang berperan hingga terbentuk hubungan yang erat dan harmonis baik dalam kegiatan kultural maupun perdagangan. Faktor inilah yang kemudian memajukan perdagangan baik berupa barang maupun jasa dari negeri Cina ke wilayah Indonesia dan sebaliknya.  

Pembentukan Kabupaten meranti merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis yang dibentuk pada tanggal 19 Desember 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2009. Sebenarnya tuntutan pemekaran ini sudah diperjuangkan sejak lama bahkan pada tahun 1957 sudah ada seruan untuk pemekaran yang kemudian muncul kembali pada tahun 1970 dan 1990an hingga tahun 2008.  Pada akhirnya, setelah mendapat dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau dan persetujuan Pemerintah Provinsi Riau, serta dilakukannya pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai kelayakan pembentukan daerah maka tanggal 19 Desember 2008 Pemerintah memutuskan dan menetapkan terbentuknya Kabupaten Meranti dengan ibukotanya di Selatpanjang. 

Kota Selatpanjang terletak di sisi utara Pulau Tebing Tinggi memiliki wilayah seluas 45,44 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan sensus pada tahun 2010 sebanyak 76.763 jiwa dengan kepadatan 75,27 jiwa/km². Secara Geografis terletak antara 0° 48' 36" - 1° 2' 24" Lintang Utara, dan 102° 25' 12" - 103° 0' 0" Bujur Timur, membuat Kota ini sangat strategis selain dekat dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Sipapura, Selatpanjang juga berada dijalur pelayaran dan perdagangan Internasional Selat MalakaPosisi ini menjadikan Selatpanjang menjadi lebih strategis dan menjadikan kota ini sebagai salah satu daerah yang mempunyai potensi pengembangan di sektor ekonomi sekaligus juga memiliki daya tarik untuk kegiatan investasi.

Kapal Cepat Mv.Batam Jet

Berkeliling kota Selatpanjang yang luasnya tidak terlalu besar telah memberikan pengalaman baru. Suasana kotanya sangat dominan dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, hampir setiap rumah rasanya mempunyai kelenteng.  Menurut pengemudi becak motor yang saya tumpangi mengatakan bahwa penduduk di Selatpanjang memang didominasi etnis Tionghoa, sehingga pada saat perayaan Hari Raya Imlek, Selatpanjang sangat meriah, ramai dan semua hotel akan penuh pengunjung. Banyaknya tamu yang datang saat perayaan imlek bukan hanya berasal dari Pekanbaru, Batam  atau Jakarta saja, melainkan juga banyak yang datang dari berbagai Negara seperti Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong dan juga Australia. Mereka yang datang ini umumnya memang berasal dari sini atau istilahnya mudik pulang kampung. Perayaan Imlek ini memang sudah menjadi bagian dari tradisi di Kota Selatpanjang. Hampir setiap tahun perayaan Imlek di kota ini dirayakan sangat meriah bahkan juga termasuk Perayaan Imlek yang paling meriah di kawasan Provinsi Riau, apalagi pemerintah daerah Kabupaten Meranti juga sudah menjadikan event perayaan Imlek ini sebagai salah satu aset wisata tahunan yang masuk kedalam Kalender Wisata Provinsi Riau.


Kapal cepat bertolak dari pelabuhan Tg,Harapan Selatpanjang


Mengelilingi kota Selatpanjang dengan becak motor bagi saya telah memberikan pengalaman tersendiri, menyusuri daerah pertokoan hingga pelabuhan kemudian juga wilayah yang baru dikembangkan disekitar kantor Bupati dan diseputaran Rumah Sakit Umum Daerah seluruhnya dapat dijelajahi dalam waktu singkat. Hanya saja sebelum kembali ke hotel saya sempat bertanya kenapa di Selatpanjang tidak ada SPBU tempat pengisian bahan bakar umum atau pom bensin ? Konon katanya Pemda pernah akan membuat SPBU tapi ditentang oleh para penjual bensin eceran.


Selesai mengelilingi kota dengan becak motor, saya kembali ke hotel dengan berbagai pengalaman baru. Sementara di lobby hotel sudah menunggu teman untuk mengajak kuliner ikan bakar ala kota Selatpanjang. “Tiga hari di Selatpanjang belum cukup” kata teman saya, kapan-kapan datang lagi ya ? karena hari pertama saja datang nya sudah sore dan lusa pagi sudah kembali pulang, mana sempat blusukan ? Betul juga sih, karena hari keduanya full untuk menyelesaikan pekerjaan dan hari ketiga pagi sudah herus kembali ke Jakarta melalui Batam. Tapi bagaimanapun juga mengunjungi Selatpanjang adalah suatu pengalaman yang tak terlupakan dan menjadi bagian dari cerita perjalanan yang pernah saya lakukan di kawasan Selat Malaka. (Sept 2013)***




3 komentar:

  1. Terimakasih telah berkunjung ke kota kecil kami,salah satu daerah yang di anaktirikan oleh Indonesia..

    BalasHapus
  2. Sangat lengkap pak, saya sudah baca sebelumnya tentang kabupaten sukamara jugaa,terimakasih pak

    BalasHapus