Membuat
foto tempat-tempat bersejarah memang tidak mudah, namun pendokumentasian
terhadap bukti-bukti sejarah memang sangat diperlukan dan sudah menjadi
keharusan bagi kita semua. Siapapun bisa ikut andil dalam melestarikan suatu
situs atau peninggalan sejarah. Seperti halnya peninggalan sejarah berdirinya
kota Depok yang tentunya sedikit banyak perlu diketahui oleh para penghuninya.
Untuk
itulah kemudian salah satu komunitas otomotif yang ada di kota Depok yakni
Ertiga Club Indonesia (ERCI) chapter Depok menggagas untuk membuat kegiatan “Potret
Sejarah Depok” dengan tema “Menelusuri jejak budaya dan sejarah Depok”.
Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan fotografi dengan obyeknya berupa
peninggalan sejarah yang ada di seputaran Depok. Dengan berbekal aneka macam
kamera mulai dari yang sederhana berupa telepon seluler hingga camera DSLR,
para anggota ERCI terlihat bersemangat untuk membuat foto-foto peninggalan
sejarah Depok.
Wakil ketua ERCI chapter Depok, Endry Saputra yang juga ikut didalam kegiatan ini mengatakan bahwa maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengangkat dan memperkenalkan kota Depok dari sisi sejarahnya. Tujuannya adalah agar sejarah Depok bisa lebih dikenal oleh kalangan komunitas otomotif pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Menurutnya, kegiatan ini baru sebatas penjajagan awal dan bersifat internal sehingga belum melibatkan pihak lain.
Kedepan,
kegiatan semacam ini kemungkinan bisa dilanjutkan dengan melibatkan berbagai pihak.
Penelusuran lebih jauh tentang sejarah Depok baik dari sisi sejarah, budaya dan
juga kepriwisataan tentunya akan mendapatkan gaung yang lebih besar jika mendapatkan
dukungan dari pemerintah kota. Untuk itu, kedepan menurut Endry, pihaknya akan
berkoordinasi dengan pihak pariwisata kota Depok dan juga akan merangkul komunitas
otomotif lainnya termasuk komunitas fotografi dan jurnalis yang ada di kota
Depok.
Kegiatan yang dilaksanakan pada minggu siang tanggal 28 Februari 2021 tersebut, diikuti sekitar 30 anggota ERCI dengan titik kumpul di Theater Food Margonda. Dari sinilah kegiatan dimulai pada jam 14.30 atau molor sekitar 30 menit dari jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh peserta diwajibkan untuk menggunakan transportasi sepeda motor agar lebih efektif dan memiliki mobilitas yang tinggi, mengingat sebagian jalan-jalan di Depok relatif kecil dan padat.
Tujuan yang pertama untuk pemotretan adalah mengunjungi wilayah Pancoranmas yang dikenal sebagai Depok Lama, karena wilayah inilah yang merupakan awal dari dimulainya sejarah kota Depok. Disini ada beberapa bangunan yang layak untuk menjadi sasaran obyek foto, yakni rumah ex Presiden Depok dan sebuah tugu yang berada di halaman depan Rumah Sakit Harapan. Tugu ini didirikan pertama kali pada tahun 1914 dan merupakan tugu pertama yang ada di Depok, namun pada tahun 1960 tugu ini sempat dihancurkan yang akhirnya dibangun kembali oleh Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).
Obyek foto lainnya adalah sebuah bangunan tua yang merupakan sekolah Belanda tempo dulu Europeesch Lagere School yang kemudian menjadi SDN Pancoran Mas. Bangunan sekolah ini terletak di jalan pemuda tidak jauh dari lokasi pertama. Namun, di tempat ini peserta tidak dapat masuk karena gedung sekolah yang kosong tersebut sudah digembok. Selanjutnya para peserta kegiatan diajak oleh pengurus YLCC Fredy Jonathans untuk mengunjungi kantor YLCC yang juga terletak di jalan Pemuda yang saat ini menempati sebuah Gedung yang juga merupakan peninggalan sejarah.
Selain beberapa bangunan yang ada di jalan pemuda di kawasan Depok Lama, sebenarnya masih ada beberapa obyek lain yang bisa dikunjungi seperti Pemakaman Depok Lama, Jembatan Panus dan juga rumah Cimanggis. Namun karena kondisi sudah sore dan hujan pun mulai turun, maka kegiatan potret sejarah Depok berakhir hanya sampai di jembatan Panus. Jembatan Panus ini merupakan sebuah jembatan yang melintas di atas sungai Ciliwung yang dibangun pada tahun 1917 oleh Stefanus Leander. Jembatan ini dulunya merupakan jembatan penghubung utama antara Depok dengan Bogor.
Meskipun
tidak banyak lokasi yang dikunjungi, namun setidaknya kegiatan yang dilakukan
telah memberikan pengalaman tersendiri bagi para peserta. Jika dilihat
durasinya kegiatan ini hanya berlangsung tidak lebih dua jam saja. Memang
relatif singkat apalagi dilaksanakan di siang hari menjelang sore. Menurut
Endry pilihan waktu menjelang sore adalah waktu yang bagus untuk pengambilan
foto, semoga saja hasil foto nya bagus-bagus semua. (Februari 2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar