Nasi Grombyang Pemalang

Ada satu jenis kuliner yang cukup terkenal di kota Pemalang, namanya nasi grombyang, nasi ini disajikan dalam mangkok kecil dan diberi daging serta kuah dengan taburan daun bawang dan bawang goring diatasnya. Saya menyebutnya soto, karena tidak jauhberbeda dengan nasi soto daerah lain, namun demikian nasi soto yang satu ini memang mempunyai sedikit cita rasa yang cukup berbeda, sedikit mirip dengan rawon. Tapi soal rasa jelas lumayan enak dan ketika menikmatinya bisa nambah dan tidak cukup hanya satu mangkok saja.


April lalu ketika dalam suatu perjalanan kembali ke Jakarta, saya menyempatkan mampir ke warung yang menjual nasi grombyang, namanya warung Nasi Grombyang “Bpk.H. Warso”, lokasinya tidak terlalu jauh dari alun-alun kota pemalang kearah utara yakni di Jl. RE. Martadinata – Ps. Anyar Pemalang. Beberapa kali saya sempat lewat jalan ini namun selalu tutup dan kali ini saya melewati nya dipagi hari sebelum pukul 10.00 ternyata sudah buka dan sudah banyak pembelinya.


Awalnya saya berpikir bahwa nasi grombyang adalah nasi soto khas Pemalang yang menggunakan daging kerbau, namun setelah saya menghabiskan dua mangkok satunya tanpa nasi, saya merasakan bahwa daging yang digunakan seperti daging sapi. Rasa penasaran itu lalu saya tanyakan kepada yang menjaga warung tersebut, namanya Zaelani putra ketiga pak H.Warso pemilik warung yang sudah berdiri sejak 1978, menurutnya nasi grombyang yang dijualnya memang menggunakan daging sapi dan dalam sehari, warungnya menghabiskan sekitar 10 kg daging sapi.


Soal harga relatif terjangkau, satu porsi nasi grombyang  dihargai sebesar Rp.14.000 sedangkan untuk satenya seharga Rp.4.000 per tusuk. Sayangnya saya tidak sempat mencicipi satenya karena belum matang katanya, tapi tak apa menu nasi grombyang sudah cukup untuk sarapan pagi ini. Bagi anda yang kebetulan melintas kota Pemalang bisa mampir dan mencicipi nasi grombyang ini.



Tidak banyak informasi yang bisa saya peroleh, karena kesibukan banyaknya pembeli tidak memungkinkan saya bertanya lebih lanjut. Akhirnya setelah membayar saya kembali melanjutkan perjalanan dengan tak lupa membeli kue khamir yang juga dijual disitu, lumayan buat kudapan selama perjalanan di jalur pantura hingga masuk tol Brebes. (April 2017)***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar