Selepas waktu magrib, kami beserta
rombongan sekitar 16 orang bergegas untuk segera berkumpul di lobby hotel
Eastparc Yogyakarta. Sore itu kami berencana untuk makan malam bersama, setelah
seharian mengerjakan beberapa tugas kantor hingga selesai. Pilihannya dimana, saya
tidak mengetahui secara pasti. Karena acara kali ini, saya hanya menjadi
pengikut, cukup duduk manis didalam kendaraan yang saya tumpangi.
Setelah sekitar 30 menit berjalan,
kendaraan berhenti di sebuah rumah makan yang bangunannya bergaya tradisional dengan
sebagian besar konstruksinya menggunakan kayu yang didominasi warna coklat.
Namun ada juga hiasan dengan menggunakan tempelan jendela kayu berwarna hijau
dan biru. Didekat pintu masuk sebelah kiri nampak terpajang scooter vespa
berwarna biru, dan disebelah kanan nampak deretan pisang kepok yang dipajang di
dekat dapur.
Sambil berjalan masuk saya membaca
beberapa tulisan, ternyata saya berada di sebuah Resto dengan nama “Pulen Kopi
Ponti” yang beralamat di Jl. Candi Sambisari, Purwomartani, Kalasan,
Yogyakarta. Ruangan café nya cukup luas memanjang ke belakang dengan konsep
meja pelayanan utamanya berada di tengah sekaligus sebagai tempat meracik dan
menyeduh kopi serta minuman lainnya.
Setelah duduk di sebuah meja kayu
Panjang, satu persatu rekan-rekan saya memesan makanan dan sebagian mengambil makanan
yang terletak disebelah meja pelayanan. Saya juga ikut berdiri berjalan
mendekati menu yang tersedia, ternyata menu makanan berat, nasi dan lauk
pauknya. Menu yang disediakan umumnya menu khas masakan tradisional seperti,
sayur lodeh, sayur asem, sop, rawon, soto ayam, brongkos, telur, daging empal,
tempe, perkedel, dan juga ayam goreng.
Sementara rekan yang lain makan berat,
saya memilih untuk minum kopi dan memesan beberapa porsi makanan ringan seperti
pisang goreng dan bakwan jagung. Rasa pisang goreng di café ini lumayan enak,
begitu juga dengan bakwan jagungnya. Bahkan beberapa teman mengatakan rasa
pisang dan bakwan nya sangat enak. Karena enak, tentu saja begitu dihidangkan
langsung habis, sehingga harus memesan hingga beberapa porsi.
Sambil menikmati pisang goreng dan bakwan
jagung, saya mulai nyeruput hangat nya kopi ponti yang kebetulan juga sudah
tersedia di meja. Kopi yang tersedia disini hanya ada dua pilihan saja, yakni
kopi saring atau kopi tubruk. Kopinya disajikan dalam sebuah cangkir kecil
berwarna putih dengan motif bunga warna kehijauan. Ketika diseruput, rasa pahit
dan manis akan bercampur menjadi satu dan begitu terasa dilidah. Tapi jika
ingin lebih merasakan nikmatnya rasa kopi tentu saja kopi pahit tanpa gula
adalah pilihan yang utama.
Jika tidak menyukai
kopi, disini masih ada pilihan lain seperti kopi susu, teh manis, teh tawar, ataupun
wedang jahe. Lebih dari itu karena meja pelayanan ada ditengah dan sekaligus
sebagai tempat meracik minuman, maka para pengunjung tentu saja dapat secara
langsung melihat proses membuatan minumannya. Yang menarik disini adalah
penggunaan alat-alat tradisional, bahkan cangkir yang digunakan pun juga turut
dipanaskan. (April 2019)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar